Danrem 042 Gapu dan Kapolda Jambi Hadiri Rakor Penanggulangan Karhutla Bersama Kepala BNPB RI
JAMBI — Pemerintah Provinsi Jambi menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Penanggulangan bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Jambi tahun 2023 bertempat di Auditorium rumah dinas Gubernur Provinsi, Selasa malam (18/723).
Rakor Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi dihadiri langsung Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI Letjen TNI Suharyanto, S.Sos,MM yang turut diikuti Gubernur Jambi DR H Al Haris, Ketua DPRD Provinsi Jambi Edi Purwanto, Kapolda Jambi Irjen Pol Drs Rusdi Hartono, Danrem 042 Gapu Brigjen TNI Supriono, Kepala Kejaksaan Tinggi Jambi, Para Bupati se Provinsi Jambi serta Para Kapolres jajaran Polda Jambi, dan para Dandim jajaran Korem 042 Gapu.
Dalam sambutannya, Gubernur Jambi DR H Al Haris menyebutkan bahwa Satgas Karhutla Provinsi Jambi perlu arahan dan bimbingan terkait penanganan Karhutla.
“Kami perlu petunjuk, arahan dan bimbingan dari Kepala BNPB terkait penanganan karhutla di Provinsi Jambi,” ujar Gubernur Al Haris.
Ditegaskan Al Haris, saat ini kondisi penanganan karhutla di Provinsi Jambi cukup baik yang mana seluruh tim di lapangan berjibaku dalam melakukan pencegahan, dan kita tidak ingin kejadian di tahun-tahun sebelumnya terulang kembali,” tegas orang nomor satu di Provinsi Jambi tersebut.
Selanjutnya, dalam arahan Kepala BNPB RI Letjen TNI Suharyanto dalam arahannya menjelaskan, perubahan iklim merupakan fenomena yang mengerikan.
“Perubahan iklim itu paling ditakuti oleh semua negara, dan perubahan iklim merupakan penyebab peningkatan frekuensi bencana secara drastis,” ucap Suharyanto.
Letjen TNI Suharyanto juga menuturkan, dalam satu bulan terakhir Provinsi Jambi memiliki total 490 hotspot.
“Dalam kurun waktu satu bulan, Jambi memiliki sebanyak 490 titik panas, dan titik panas terbanyak berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat,” tuturnya.
Lebih lanjut Letjen TNI. Suharyanto berpesan kepada seluruh Kepala BPBD Kabupaten/Kota se- Provinsi Jambi untuk terus bergerak secara masif.
“Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) harus dilakukan secara masif, ini bertujuan guna mempersiapkan cadangan persediaan air,” pesan Suharyanto.
Pada kesempatan ini, Kepala BNPB juga menyerahkan bantuan alat berupa mesin pompa, nozzle, selang, flexible tank dengan kapasitas 5.000 L serta perlengkapan APD guna mendukung operasi melalui jalur darat.
Kepala BNPB juga mengungkapkan, saat ini BNPB telah menyediakan pesawat helikopter sebanyak 6 unit guna membantu penanganan karhutla melalui jalur udara. (*)