Diskusi Edukatif Kapolda Jambi dengan Taruna, Kenali Akar Masalah Baru Bisa Memberikan Solusinya
JAMBI – Momen penuh makna terjadi di ruang kerja Kapolda Jambi Irjen Pol. Krisno H. Siregar. Jenderal Bintang dua tersebut menerima kunjungan empat orang Taruna Akademi Kepolisian dan satu perwira remaja alumni 2024 asal Kabupaten Bungo yang baru saja lulus dengan predikat Adi Tanggap, sebuah pencapaian tertinggi di lingkungan Akpol pada Rabu (30/7/2025).
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan penuh diskusi edukatif itu, para taruna berbincang langsung dengan Kapolda, membahas banyak hal seputar penanganan kenakalan remaja dan kondisi masyarakat Jambi dari perspektif hukum.
Salah satu taruna bertanya bagaimana Kapolda menyikapi kenakalan remaja yang masih kerap muncul di berbagai wilayah di Provinsi Jambi. Dengan tenang dan bijak, Irjen Pol Krisno H Siregar menjelaskan bahwa pendekatan humanis dan penyaluran energi positif anak muda adalah kunci utama.
“Kalau di Jambi, kita melihat kenakalan remaja itu sebagai energi yang belum tersalurkan. Misalnya berkelahi atau balap liar, itu sebenarnya ekspresi dari tenaga dan keberanian yang salah tempat. Maka, tugas kita adalah menyediakan ruang penyaluran yang positif,” ujar Kapolda.
Ia mencontohkan berbagai kegiatan yang telah digelar untuk menampung semangat anak muda, seperti olahraga tinju, lomba balap motor resmi, hingga kegiatan seni dan olahraga lainnya. Bahkan, Polda Jambi akan menggelar lomba lari masyarakat pada 3 Agustus mendatang, dengan tujuan utama merekrut dan mendekatkan anak muda pada kegiatan positif yang menjauhkan dari perilaku menyimpang.
“Bisa jadi anak yang dianggap ‘nakal’ itu hanya belum menemukan wadah bakatnya. Kita harus temukan dan kembangkan potensi mereka sebelum energi itu tersalurkan ke arah yang keliru,” tegas Irjen Krisno.
Dalam diskusi itu, para taruna juga menanyakan bagaimana kondisi masyarakat Jambi dalam kepatuhan terhadap hukum. Kapolda pun menjawab bahwa secara umum masyarakat Jambi masih menunjukkan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku, meskipun tantangan tetap ada.
“Kita masih menghadapi kejahatan konvensional seperti premanisme. Tapi di sisi lain, kita gunakan pendekatan edukatif, kampanye bahaya narkoba, kekerasan, judi online, dan persoalan sosial seperti kelangkaan ekonomi atau konflik agraria,” jelasnya.
Ia menyoroti khusus soal persoalan tanah yang kerap menjadi sumber konflik, terutama dengan masyarakat adat seperti Suku Anak Dalam (SAD). Irjen Pol Krisno H Siregar menyatakan bahwa pendekatan budaya dan komunikasi lintas identitas sangat penting dalam menyelesaikan persoalan ini.
“Tanah itu tidak diciptakan ulang oleh Tuhan, sementara kita terus tumbuh. Maka konflik muncul. Saya undang seniman berdiskusi di ruangan ini tentang permasalahan SAD, bagaimana cara menyikapi konflik tanah tanpa mengabaikan budaya dan hak asasi. Kita harus ajarkan bahwa hak kita tak boleh melanggar hak orang lain,” kata Kapolda dengan nada bijak.
Di akhir pertemuan, Kapolda mengajak para taruna untuk terus menjadi inspirasi bagi generasi muda, terutama bagi anak-anak Jambi.
“Perwira muda ini adalah bukti bahwa anak Jambi bisa meraih yang terbaik. Adi Tanggap bukan sekadar prestasi, tapi juga tanggung jawab moral untuk menjadi teladan. Jadilah penggerak, bukan hanya pelaksana,” tutupnya dengan nada penuh semangat.