Pasar Modal Indonesia Terus Tunjukkan Pertumbuhan di Tengah Dinamika Ekonomi Global Penuh Tantangan
Jakarta – Pasar modal Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan di tengah dinamika ekonomi global yang penuh tantangan. Dengan jumlah investor yang terus meningkat, perusahaan tercatat yang terus bertambah, sertanilai transaksi harian yang kian solid, PT Bursa Efek Indonesia(BEI) berada di jalur yang tepat menuju pasar modal yang berdaya saing.
Untuk menghadapi tantangan ke depan, pada 3 Maret 2025 lalu, BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar Dialog Bersama Pelaku Pasar Modal sebagai wadah bagi regulator, investor, dan profesional industri untuk berbagi wawasan sertamerancang strategi menghadapi tantangan dan peluang ke depan. Acara ini menjadi momentum penting dalammemperkuat sinergi, membangun optimisme, dan memastikanpasar modal tetap menjadi pilihan utama bagi investor domestikmaupun global.
Dialog ini juga diselenggarakan untuk mendiskusikan inisiatifyang akan diambil oleh BEI dan OJK bersama regulator, investor, dan profesional industri. Dialog yang mengusung tema“Soliditas dan Sinergi Pemangku Kepentingan Pasar Modal” ini memberikan kesempatan bagi perwakilan stakeholders untuk menyampaikan masukan guna menghadapi kondisi pasar saat ini dan mendukung pengembangan pasar modal Indonesia ke depan.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan, Inarno Djajadi, menekankan pentingnya komunikasi terbuka antara regulator, pelaku pasar, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menciptakan pasar modal Indonesia yang berdaya saing dan menjadi tujuan investasi bagi investor domestik maupuninternasional.
Sementara itu Direktur Utama BEI Iman Rachman, menyorotidampak ketidakpastian pasar global terhadap pasar domestik, terutama akibat penyesuaian tarif antara AS dan mitradagangnya, serta pengaruh kebijakan The Fed dan suku bungaglobal. Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan InvestasiPasar Modal dan Lembaga Efek OJK, I.B. Aditya Jayaantara, mengusulkan beberapa inisiatif kebijakan OJK untuk menjagastabilitas harga, seperti penundaan implementasi short sellingdan pengkajian ulang kebijakan buyback saham tanpa perlupersetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Melalui diskusi yang diselenggarakan bersama para pemangkukepentingan pasar modal ini, inisiatif yang diusung oleh OJK telah disambut baik dan didukung implementasinya. Terlebih, masukan yang diberikan diharapkan dapat dilakukan segerauntuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal Indonesia. Selain itu, ada masukan lain yang diberikan pelakuyaitu agar dilakukan pengkajian mekanisme pengawasan dan perdagangan di BEI.
Dialog tersebut merupakan salah satu bukti bahwa soliditas dan sinergi pelaku pasar merupakan hal yang penting untuk menciptakan pasar modal Indonesia yang berdaya saing dan menjadi tujuan investasi bagi investor domestik maupuninternasional. Hal tersebut tentunya diharapkan dapatmemberikan kontribusi yang lebih signifikan ke depannya bagipertumbuhan ekonomi Indonesia.
Adapun perkembangan pasar modal Indonesia menunjukkantren positif yang signifikan. Dari sisi perusahaan tercatat, terdapat penambahan delapan perusahaan baru yang melaksanakan IPO dan akhirnya tercatat di Bursa dengan total dana dihimpun sebesar Rp3,70 triliun. BEI menargetkan total 407 efek baru dengan 66 pencatatan saham pada tahun 2025.
Jumlah investor berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per 31 Januari 2025, telah mencapai15.161.166 Single Investor Identification (SID). Tercatatkenaikan jumlah investor menjadi 15,4 juta SID pada Februari2025. BEI menargetkan pertumbuhan 2 juta investor baru pada tahun 2025. Upaya ini akan didukung melalui 29 kantorperwakilan, lebih dari 927 Galeri Investasi (GI), dan lebih dari240 ribu pengguna aplikasi IDX Mobile. Sementara Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) sepanjang tahun 2024 mencapaiRp12,85 triliun per 27 Desember 2024. Pada 2025, BEI menargetkan RNTH mencapai Rp13,5 triliun. *** TIM BEI