Jurnalis di Garda Depan: Menulis untuk Kemerdekaan, Berkarya untuk Bangsa
Oleh : M Musyawir Febri
JAMBI – Di tengah derasnya arus informasi dan deras pula gelombang disinformasi, jurnalis menjadi nahkoda yang menjaga arah layar kebenaran.
Perannya tak hanya sebatas menulis berita, tetapi menanamkan kesadaran publik tentang makna kemerdekaan yang sesungguhnya kemerdekaan berpikir, berpendapat, dan bertindak berdasarkan kebenaran.
Kemerdekaan pers di Indonesia bukanlah hadiah, melainkan hasil perjuangan panjang. Dari masa kolonial, ketika tulisan dibungkam sensor, hingga era reformasi yang membuka ruang bebas bagi suara rakyat.
Kini, di usia kemerdekaan yang ke-80 tahun, tantangan baru muncul yakni menjaga kebebasan itu tetap berpihak pada kebenaran, bukan kepentingan sesaat.

Ketua PWI Kota Jambi Irwansyah didampingi Sekjen M Hafiz saat diwawancarai beberapa waktu lalu
Menurut Ketua PWI Kota Jambi Irwansyah dari jurnalis ibarat penjaga pintu gerbang demokrasi. “Jika jurnalis lemah, demokrasi goyah. Jika jurnalis kuat, bangsa ini punya fondasi yang kokoh untuk berdiri,” ujarnya.
Banyak contoh nyata peran pers dalam membangun bangsa. Liputan investigasi yang membongkar kasus korupsi, laporan kemanusiaan yang mengetuk hati dermawan, hingga berita pendidikan yang menginspirasi anak negeri untuk terus belajar. Semua itu adalah bentuk nyata dari jurnalisme merdeka, yang bekerja demi kepentingan publik.
Di Jambi, sejumlah jurnalis muda memilih turun langsung ke lapangan, menyusuri pelosok desa, dan mendengarkan suara masyarakat yang kerap luput dari sorotan.
“Kami ingin berita kami bukan sekadar dibaca, tapi dirasakan manfaatnya,” katanya lagi.
Di tengah gempuran teknologi dan media sosial, jurnalis dituntut adaptif. Verifikasi fakta menjadi senjata utama melawan hoaks. Kode etik menjadi kompas moral agar tak tersesat di belantara kepentingan.
Kemerdekaan bangsa bukan hanya urusan pemerintah atau pejuang masa lalu. Ia adalah hasil gotong royong seluruh rakyat, dan jurnalis adalah salah satu penggeraknya. Mereka mengabadikan sejarah, mengawasi kekuasaan, dan menyalakan obor pengetahuan.
“Jurnalis harus setia kepada kebenaran dan mengabdi kepada rakyat.” Sebab, dari pena yang jujur, lahirlah bangsa yang merdeka.